Kembali Kepada Kisah Cintanya..


Setelah Umar bin Abdul Aziz menjadi miskin, dan hari demi hari disibukkan oleh upayanya menjadi seorang khalifah yang adil, istrinya, Fathimah bin Abdul Malik, merasa iba dan kasihan kepadanya. Maka dihibahkanlah budaknya yang cantik jelita itu kepada Umar bin Abdul Aziz.

Di luar dugaan sang istri dan budaknya sekaligus, ternyata Umar bin Abdul Aziz menolak hibah tersebut.

Momentum penghibahan itu terjadi setelah Umar bin Abdul Aziz bercita-cita ingin masuk syurga. Sementara Umar bin Abdul Aziz tahu betul bahwa syurga itu diperuntukkan bagi seseorang yang memenuhi kriteria tertentu, yang diantaranya adalah firman Allah SWT:

"dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)." (Q.S. An-Nazi'at: 40 – 41).

Bahkan Umar bin Abdul Aziz bertindak lebih jauh dari sekedar menolak hibah istrinya itu, meskipun hibah itu sendiri adalah budak perempuan yang sangat cantik jelita dan yang "dicinta"-nya secara berat dan mendalam. Umar bin Abdul Aziz bahkan meminta budah perempuan itu dinikahkan oleh seorang prajurit.

Budak perempuan itu pun menangis dan berkata: "Kalau begini jadinya, mana bukti cintamu selama ini wahai amirul mukminin? Apakah engkau sudah tidak mencintaiku lagi?"

Umar menjawab: Cinta itu tetap ada di dalam hatiku, bahkan jauh lebih kuat daripada yang dahulu-dahulu, akan tetapi, kalau aku menerimamu, aku khawatir tidak termasuk dalam golongan orang yang "menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu" sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Q.S. An-Nazi'at: 40 – 41.

Maasya Allah, Allaahu Akbar!

Sahabat Ummi, mampukah kita memaknai cinta pada manusia sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada Allah? Hidup di dunia yang amat sebentar, semoga tidak membuat kita khilaf apalagi kalap memperturuti hawa nafsu.

Cintailah pasangan hidup kita, meskipun ada seseorang yang lebih kita cintai dan mungkin lebih mencintai kita.
[Ilmu/wasdit01]

Komentar