Polda Sultra : Aparat Resah Provokasi Syi'ah

Sebagian kalangan yang terpengaruh media mainstream menganggap jenggot dan celana cingkrang sebagai ciri teroris. Stigma ini tidak benar, bahkan pihak kepolisianpun membantah hal itu. "Jenggot dan celana tergantung bukan ciri teroris", kata Kasubdit Intelkam Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Kombes Jumsard, S.Pd di hadapan peserta Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) II Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah (WI) Sultra, di Kendari pada Ahad (15/12).

"Itu Sunnah Rasul. Melakukannya dapat pahala", imbuh Kombes Jumsard. "Kebetulan saja yang ditangkap awalnya berjenggot dan celana tergantung. Tersangka yang ditangkap terakhir di Tangerang Selatan dan Poso tidak ada ciri itu", terangnya.

Menurutnya di Sultra saat ini belum ada indikasi jaringan teroris dan kelompok radikal. "Namun kita jangan lengah", katanya. Oleh karena itu beliau mengajak untuk mengawasi dan mewasapadai segala aktivitas dan gerakan yang berpotensi memicu konflik dan radikalisme, salah satunya adalah Syi'ah. "Aparat juga mulai resah dengan potensi konflik akibat provokasi syi'ah di Sulawesi Tenggara", tegasnya. "Termasuk yang mengkhawatirkan bagi Polda Sultra adalah keberadaan Imigran Iran yang banyak di Sultra terutama di Kendari", pungkasnya.

Oleh karena itu Polda Sultra berterimakasih kepada Wahdah Islamiyah dan siap bersinergi. "Kepolisian Daerah Sultra mengapresiasi misi da'wah santun da'i wahdah Islamiyah dan siap bersinegi", tutupnya. [Ilmu/wahdah]

Komentar