Pentingnya Kita Belajar Agama

Yang pertama, wajib bagi para penuntut ilmu mengikhlaskan niat karena
Allah Subhana Wa Ta,ala, karena menuntut ilmu adalah bagian dari
ibadah dan bagian bagian dari jihad fi sabilillah,
Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman
"dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk memurnikan ketaatan
hanya kepada Allah Subhana Wa Ta'ala",
Dan niatkan kita menuntut ilmu adalah untuk menghilangkan kebodohan
yang ada pada diri kita dan juga kita berusaha mengangkat kebodohan
yang ada pada diri orang lain, agar kita semua dan mereka bisa
memahami apa yang diridhoi oleh Allah Subhana Wa Ta'ala dan rasul-Nya.

Yang kedua, hendaknya bersabar dalam menuntut ilmu dan tidak
tergesa-gesa. Hendaknya bertahap, mulai dari tahap yang dasar,
kemudian menengah dan dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Di antara tahap dasar bagi seseorang adalah dia menuntut ilmu,
mengetahui perkara-perkara yang mendasar, yang "wajib ain" bagi
dirinya. Dan diantara tahap awal di dalam masalah cabang ilmu fiqih
adalah memulai memahami gambaran permasalahan  secara ringkas sebelum
mendalami atau menyibukkan diri dalam permasalahan-permasalahan yang
mendetail, seperti perbedaan para ulama, dalil-dalil mereka dan
seterusnya.

Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, "dan jadilah kalian seorang yang Rabbani"
Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, beliau mengatakan tentang ulama rabbani,
mereka adalah orang-orang yang mengajarkan manusia perkara-perkara
yang mendasar sebelum perkara-perkara yang lanjut.

Oleh karena itu, adalah sebuah kesalahan apabila kita menyibukkan diri
kita atau menyibukkan orang lain pada perkara-perkara khilaf diantara
para ulama, padahal kita sendiri atau orang lain belum mengetahui
perkara yang mendasar yang wajib untuk diketahui.

Kemudian, yang ketiga, bahwasanya para ulama baik yang terdahulu
maupaun yang terkini, meraka senantiasa mengajarkan kitab-kitab fiqih
secara bertahap, mulai dari tahap yang dasar, menengah dan lanjut,
sebagaimana ulama terdahulu, mereka menulis kitab-kitab dari dasar,
seperti Imam Nawawi, beliau menulis kitab Al Minhaj yang merupakan
ringkasan fiqih Assyafii, kemudian dilanjutkan dengan kitab Raudhah,
kitab yang lebih panjang penjelasannya kemudian dilanjutkan dengan
kitab Al Majmu yang didalamnya menjelaskan perbedaan pendapat para
ulama, dalil-dalil dan diskusi diantara mereka.

Begitu juga Ibnu Quddammah Al Hambali, beliau menulis kitab dasar
Kitab Umdathulfaq (semoga tidak salah nulisnya), kemudian dilanjutkan
dengan Kitab Al Kahfi, kemudian dilanjutkan dengan kitab yang panjang
yaitu Kitab Al Mugni, sebagaimana yang kita ketahui.

Perkara yang keempat  yang perlu disampaikan, bahwasanya, didalam
mempelajari kitab mahzab Syafii ini, bukan berarti kita fanatik
terhadap mazhab Syafii, ataupun kita taqlid, karena sesungguhnya semua
perkataan selain dari Rasullullah Shallallahu Alaihi Wassallam bisa
diterima ataupun ditolak. Oleh karena itu para ulama baik terdahulu
maupun terkini bahkan Imam Syafii sendiri, beliau mengatakan "Apabila
hadist itu shahih maka itu adalah pendapatku", oleh karena itu
hendaknya para penuntut ilmu berpegang kepada Al Qur'an dan Sunnah di
dalam berpendapat.

Kemudian, perkara yang kelima, di dalam mempelajari Matan Abi Syuja
yang merupakan ringkasan fiqih Syafii ini, akan dijelaskan secara
ringkas saja dan lebih fokus pada bagaimana masalah-masalah yang
dibahas para ulama atau gambaran masalah yang dibahas oleh para ulama
bukan pada khilaf atau perbedaan pendapat di atara mereka. Dan akan
dijelaskan dalil-dalil yang nanti dibutuhkan.

Dan yang keenam, dalam pembahasan kitab fiqih ini tentu akan memakan
waktu yang panjang.oleh karena itu jika ada kesempatan mendatang kita
akan selesaikan dalam kajian intensif baik secara offline maupun
online, maka akan kami sampai linknya kepada ikhwa sekalian, agar
faedahnya bisa lebih menyeluruh.

Bimbingan Islam
www.bimbinganislam.com
Jumat, 19 Shafar 1436/ 12 Desember 2014
Ustadz Fauzan ST, MA
Kajian 02, Pentingnya Kita Belajar Agama

Ringkasan Fiqih Syar'iah Matan Abi Syuja. [Ilmu/wabias]

Komentar