Agar Terhindar Dari Stress Iri

Kalau kata pepatah, "Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau."

Benar nggak sih? Hmm.. bisa yes dan bisa no. Tergantung gimana kita mau menyikapi setiap hal yang ada di sekitar kita. Malah buatku pepatah itu bisa jadi penggambaran yang pas banget untuk kita yang nggak jarang suka ngiri sama orang lain.

Misal urusan gaji alias salary, teman yang kerja di PLN Medan gaji 4 koma, teman programmer di Jakarta gaji 8 koma, teman programmer di Bandung gaji oke udah nikah pula. Kalau mikirin fakta kayak gitu bukan cuma bikin ngiri setengah mati, tapi juga jadi ingin nanya sama Allah. Kenapa salary gue jauh lebih kecil dibandingkan teman-teman gue, Rabb? Apa salah gue? Apa dosa gue? Seolah salah dan dosa itu ngaruh sama besaran gaji yang kita terima.

Banyak hal yang bisa bikin kita ngiri sama orang lain. Dari mulai pendapatan tiap bulan, status teman yang udah nikah dan punya anak, urusan tampang dan bentuk fisik, bahkan kalo kita intorevert pun bisa ngiri setengah mati sama teman extrovert dan gampang akrab sama orang lain. Malah ketika kita beli barang yang sama dengan yang dibeli teman kita, lalu teman kita itu membelinya lebih murah daripada kita. Beuhhh itu bisa banget buat ngiri tuh. Jadi apa yang bikin kamu ngiri sama temanmu, Kawan?

Okey... sadar kan kalau banyak hal di dunia ini yang bisa bikin kita ngiri sama orang lain plus menyalahkan keadaan. Terus gimana dong supaya kita nggak ngiri sama orang lain?

Ada beberapa rumus yang bisa kita gunakan supaya nggak ngiri sama orang lain. Malah orang-orang yang sempat aku iri setengah mati itu kini jadi teman-teman terbaik. Karena memang nggak jarang kita justru iri pada sahabat dekat atau keluarga sendiri, bukan?

1. Ubah Iri Jadi Rasa Syukur

Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah

Kawan, masih ingat dengan lirik lagu dari D'massiv di atas? Buat nggak ngiri sama orang rumus pertama simpel aja, syukuri aja apa yang ada. Kalau kita introvert syukuri, nggak usah ngiri sama yang extrovert. Salary dekat-dekat sama UMR, ya jangan bandingin sama yang jauh lebih tinggi dari kita. Kebiasaan banding-bandingin nanti ngebandingin sama gaji Presiden Amerika kan repot, di sana itungannya dollar ehh kita masih pakai 12 lembar Pattimura. Hehehe.

Jujur aja, kita mudah ngiri sama orang biasanya karena kurang mensyukuri apa yang ada. Kita seolah nggak punya apa-apa, padahal Allah udah ngasih banyak sama kita. Iri muncul nggak lain karena ketidakmampuan kita mensyukuri apa yang udah Allah kasih. Gimana mau dikasih lebih kalau yang sedikit aja nggak bisa disyukuri? So ubah iri jadi rasa syukur dulu.

 

2. Sadari Bahwa Semua Orang Punya Kelebihan

Kawan, pernah ngiri sama orang yang serba bisa? Matematika pintar, bahasa tokcer, musik jago, olahraga kece, agamanya oke, beuhhh paket komplit dan bikin ngiri setengah mampus deh. Terus mana parasnya menawan lagi. Aarrrgghhh! Ditambah lagi temannya banyak. Yassalam... kalo ngiri sama orang kayak gitu nggak akan habis tujuh turunan kayaknya. Apa yang bikin kita ngiri sama orang lain juga karena nggak sadar sama kelebihan diri sendiri.

 

Aku punya teman di Annida yang boleh jadi termasuk generation flux, alias orang yang bisa multi tasking terus expert di banyak bidang. Walaupun dari segi tulisan aku 'kalah' dari dia dan banyak hal lain yang dia lebih dariku. Tapi aku sadar punya kelebihan yang jadinya kami bisa saling melengkapi di Annida. Aku cepat belajar dan bisa melakukan analisa terhadap masalah website. Aku juga lebih familiar dengan sosial media dibandingkan dia. Biar nggak ngiri sama orang lain fokus sama kelebihanmu sendiri. Itu!

 

3. Tetapkan Impian yang Lebih Besar

Kalau kita punya impian yang besar, kita nggak akan mudah iri sama orang lain. Sekalipun hari ini kita masih banyak kekurangan. Serius. Gimana rasanya kalau cerpen temanmu dimuat di koran atau majalah? Kalo bisa ikut bahagia sih bagus, tapi sebaliknya kan malah suka ngiri? Beda kalau kita punya impian yang lebih besar dari sekedar tulisan masuk media misalnya. Nggak akan ada waktu buat ngiri sama prestasi orang lain, karena kita fokus sama proses untuk menaklukkan impian besar kita.

Kalo di dunia kerja mungkin nggak jarang kita ngiri sama teman yang udah jadi karyawan tetap, gaji lebih besar dan sering dapat bonus dari perusahaan. Namun kalau kita memakanai kerjaan sekarang sebagai sarana buat belajar gimana manajemen perusahaan, belajar memahami rasanya jadi pegawai, terus menjadikan proses hari ini buat jadi pengusaha sukses.
[Ilmu/annida]

Komentar