Problematika Ummat

Dalam problematika, terkandung makna kepedulian, perhatian setiap muslim terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh ummat Islam dan kaum muslimin. Seseorang yang tidak memiliki perhatian, kepedulian terhadap problematika ummat Islam maka di dalam satu riwayat disebutkan bahwa dia tidak termasuk ummat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa yang tidur di waktu malam dan tidak pernah risau dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh kaum muslimin maka hakikatnya dia itu bukan ummat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Apalagi kalau mereka itu sudah bergabung dalam aktivis kader. Setiap kader harus memiliki perhatian dan kepedulian terhadap problematika ummat.

Definisi
Kalau kita mendefinisikan problema, maka dalam kamus bahasa Indonesia, problema adalah masalah-masalah yang belum terpecahkan atau masalah-masalah yang belum ada solusinya.
Sedangkan definisi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah perbedaan antara idealita dan realita ummat Islam. Jadi problema terjadi karena adanya perbedaan antara idealita dan realita atau terjadinya kesenjangan antara konsep ideal (bagaimana seharusnya ummat Islam) dan konsep realita. Misalnya, idealnya Anda ingin sukses empat tahun, namun Anda selesai tujuh tahun, maka ini adalah problema. Idealnya Anda harus tiba di Jeneponto dari Makassar dalam waktu 2,5 jam, tetapi ternyata Anda menempuh perjalanan selama 5 jam, maka ini adalah problema. Karena itu, definisi ini akan kita jadikan sebagai barometer untuk meneropong problematika ummat Islam, maka secara sederhana untuk mengetahui problematika umat Islam terlebih dahulu harus mengetahui konsep ideal ummat Islam, bagaimana seharusnya posisi ummat Islam.
I.        IDEALITA (Islam pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya)
Kalau kita melihat dalam Al Qur’an maka paling minimal ada tiga kondisi ideal yang seharusnya dimiliki umat Islam dimana kondisi ideal tersebut telah dimiliki dan dilaksanakan oleh para pendahulu-pendahulu kita (para Salafusshshaleh).
A.      Ummat yang Terbaik(Khairah ummah)
Sebagaimana yang disebutkan dalam
QS. Ali Imran : 110
110.  Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Yang dimaksud dengan kalimat Kuntum dalam ayat tersebut adalah para sahabat. Jadi Allah telah melegitimasi kebaikan dari para sahabat, artinya merekalah yang paling baik dan paling benar pemahaman keislamannya, serta paling benar pengamalannya. Itulah sebabnya, manhaj keislaman kita adalah manhaj salaf. Dalam ayat ini disebutkan 3 sifat utama yang menyebabkan para sahabat itu dikatakan ummat yang terbaik, yaiyu:
1.       Mereka memiliki semangat melakukan amar ma’ruf. Aktifitas mereka senantiasa dalam koridor amar ma’ruf.
2.       Mencegah dari kemungkaran. Jiwa mereka tidak pernah tenang melihat kemungkaran, olehnya itu mereka berbuat untuk mencegah kemungkaran.
3.       Mereka beriman kepada Allah.
Tiga sifat inilah yang menyebabkan mereka direkomendasikan dan diakui oleh Allah sebagai ummat yang terbaik.
B.      Ummat yang Pertengahan
Mereka dikatakan sebagai ummat yang ideal karena mereka menjadi ummat yang wasathan (pertengahan/moderat).
QS. Al Baqarah : 143
143.  Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

[95]  umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, Karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.

Karena itu, dengan kriteria umat seperti ini mereka menjadi saksi nanti
Minimal ada 5 sifat moderat ummat terdahulu, yaitu :
a.       Antara dunia dan akhirat
Jadi tidak ada di antara dua negeri ini ( dunia dan akhirat) yang dilebihkan. Tidak boleh berat sebelah di antara keduanya dan inilah yang disebutkan dalam
QS. Al Qashash: 77
77.  Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Ayat ini turun karena adanya sebagian sahabat yang mau lebih mengutamakan akhiratnya. Ada orang yang hanya mau menghabiskan waktunya untuk hari akhirat, hanya mengerjakan amalan2 persiapan akhirat lalu menelantarkan atau tidak mengambil bagian dari dunianya maka Allah menegur mereka dengan ayat ini. Jadi kalau mendahulukan akhirat saja atau lebih berat kepada kehidupan akhirat saja ini ditegur oleh Allah apalagi orang yang lebih mendahulukan dunianya, padahal akhirat itu lebih baik dari kehidupan dunia.
Banyak hadis- hadits yang akan kita sebutkan tentang orang orang yang ditegur oleh Rasulullah karena melebih-lebihkan dunianya.
Dalam sejarah sebelum islam, dikenal dua kelompok yng sangat ekstrim dalam memahami kehidupan dunia. Kelompok yang pertama yakni golongan yahudi lebih berat pada sisi dunianya. Kelompok  kedua yakni kaum nasrani lebih berat pada sisi akhiratnya dan menafikan kepentingan dunia sehingga muncul pola hidup kependetaan. Padahal seharusnya kita menjadi menjadi orang yang rabbaniyah bukan menjadi orang yang rahbaniyyah, seperti yang dijelaskan dalam sebuah buku yang berjudul ( Rabbaniyyatun laa Rahbaniyyatun)
b.       Antara material dan spritual
Mereka pertengahan dalam memperhatikan atau memenuhi unsur material dan spritual, hal-hal yang sifatnya fisik dan hal-hal yang sifsatnya ruhiyah.
c.        Antara kepentingan individu dan sosial masyakat.
Diantara contoh- contoh yang disebutkan dalam sejarah tentang pola hidup sosial yakni Rasulullah sendiri rela meminjam untuk membantu sahabatnya yang kesusahan, demikian pula perhatian beliau terhadap keluarga dan terhadap diri sendiri. Beliau bangun pada tengah malam dan juga membangunkan keluarganya, sampai membangunkan menantunya Ali bin Abi Thalib.
d.       Tidak (ekstrim)berlebih- lebihan dan tidak terlalu memudah-mudahkan.
Misalnya dalam hal berinfaq, mereka tidak kikir dan tidak pula boros. Dalam QS. Al Furqan: 67 disebutkan salah satu sifat ‘ibadurrahman, mereka membelanjakan hartanya tidak kikir dan tidak boros, mereka wasath diantaranya.
C.      Ummat yang Satu
QS. Al Anbiyaa’: 92ÇÒËÈ
92.  Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[971] dan Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku.

[971]  Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.

QS. Al Mu’minun : 52

52.  Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu[1006], dan Aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.

[1006]  lihat surat Al Anbiya ayat 92.

Yang dimaksud dalam ayat di atas adalah para sahabat, mereka adalah ummat yang solid, ummat yang satu dalam hal :
a.    Aqidah
Aqidah para sahabat adalah aqidah yang satu yakni aqidah ahlussunnah wal jama’ah
b.    Pemimpin
Para sahabat satu dalam kepemimpinan setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam muncul khalifah, dst sampai sistem kekhalifahan itu jatuh.
c.     Jama’ah
Tidak bermunculan jama’ah jama’ah, dimana setiap jama’ah itu mengklaim diri paling benar dan menyalahkan yang lain.
Itulah idealitas, kondisi ideal yang seharusnya dimiliki oleh ummat islam pada hari ini.

II.      REALITA
A.      Ummat yang Terbelakang
Sekarang ini kita malu mengatakan diri kita sebgai ummat yang terbaik, sekalipiun dari sisi nilai dan dari sisi konsep kita memang yang terbaik dari ummat-ummat yang lain. Akan tetapi, untuk mengatakan bahwa kita baik dari segala aspek, maka kita malu kepada Allah, malu untuk mengklaim diri kita sebagai ummat yang terbaik sebab keyataannya, sekarang ini kita terbelakang, kita mengalami kemunduran. Kenapa?
a.       Menyuruh kepada kemungkaran
Sekarang ini, bukan lagi amar ma’ruf nahi mungkar tapi yang ada adalah al amru bil mungkar wa an nahyu bil ma’ruf. Yang banyak menyerukan kemungkaran adalah ummat Islam sendiri. Yang behadapan dengan FPI,kelompok liberal, itu adalah ummat Islam.
b.       Mencegah dari kebaikan
Acara-acara di televisi sebagian besar dikendalikan oleh ummat Islam. Mereka mencegah orang dari melakukan kebaikan. Contoh : mengadakan acara-acara yang membuat orang tidak shalat berjama’ah. Kita mensetting jadwal belajar supaya kita tidak shalat berjama’ah. Tidak mengkondisikan seseorang untuk menjalankan kebaikan, membatasi/mempersempit kebaikan itu menjadi subur di kalangan ummat Islam saat ini.
c.        Mengakal-akali/mempolitisir syari’at
Fenomena ummat Islam saat ini adalah suka mengakal-akali/mempolitisir syari’at. Istilah-istilah kemungkaran dirubah namanya supaya tidak nampak bahwa dia adalah sebuah kemungkaran. Misalnya Riba, riba pada hakikatnya adalah bunga
d.       Mengikuti perilaku/pola hidup orang kafir.
Ini banyak terjadi di kalangan ummat Islam. Kalu kita mau membandingkan pola hidup agama lain dengan pola hidup kita, maka sisia apalagi yang membedakan. Rakus terhadap dunia, bahkan kebanyakan ummat Islam lebih rakus terhadap dunia dibandingkan kaum Yahud dan Nasrani, dan ada yang lebih kikir dari meeka. Dengan bermunculannya berbagai aliran-aliran, mudah sekali mereka ikut dengan pemahaman-pemahaman yang baru itu. Ada saudara kita di daerah Gowa, gampang sekali menetapkan lebaran selalu lebih awal dari kaum muslimin. Merubah-rubah syari’at dari ru’yatul hilal menjadi ru’yatul bahr (melihat pantai). Jadi fenomena laut yang dilihat bukan fenomena bulan. Sangat mudah sekali ummat kita saat ini terombang-ambing dengan  berbagai millah. Bukan lagi perilaku semata-mata, tetapi sudah sampai kepada ajaran agama, sama dengan Ahmadiyah, Liberal.
Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
Dari Abu Said al Khudry : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sungguh kalian pasti akan mengikuti jejak-jejak/cara-cara orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga kalaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak pasti kalian mengikutinya”. Kami (para sahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang Yahudi dan Nasranoi?” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apa yang digambarkan dalam hadits di atas akan terjadi di suatu zaman. Dan mungkin saja zaman yang dimaksud itu adalah sekarang.
Ini kenyataan ummat kita sekarang ini, berpakaian, sampai pola hidupnya sudah naudzubillah. Jadi memang Nabi telah mensinyalir beberapa abad sebelumnya bahwa akan terjadi hal seperti ini. Termasuk senang dengan dunia, sudah merasa puas dengan dunia dan meninggalkan jihad. Ini juga diperingatkan oleh Nabi dalam hadits ini.
e.        Meninggalkan jihad fi sabilillah
Salah satu sebab Islam dihinakan oleh golongan di luar Islam keran meninggalkan jihad fi Sabilillah.
Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
Ápabila kalian sudah berjual beli dengan jual beli ‘inah, mengikuti ekor-ekor sapi, dan senang dengan pertanian serta meninggalkan jihad fi sabilillah maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan kalian ke dalam kehinaan. Dia tidak mengangkatnya sampai kalian kembali kepada Diin kalian.” (HR. Abu Daud, Imam Ashmad, At Tabrani dan al Baihaqi, Hadits Hasan Shahih)
Penjelasan Hadits
1.       Jual beli ‘Inah
Yang dimaksud dengan jual beli inah dalam hadits di atas adalah jual beli yang pada  dasarnya adalah pinjam meminjam yang di dalamnya terdapat riba. Misalnya, si A mempunyai motor, harganya 10 juta. Lalu ada si B yang sebenarnya membutuhkan uang, namun membeli motor milik si A dengan perjanjian 2 bulan kemudian baru akan dibayar. Ternyata si B menjual kembali motor tersebut kepada si A seharga 8 juta sebelum 2 bulan. Berarti si B meminjam atau berutang 2 juta kepada si A. Ini adalah model jual beli ‘inah. Jadi artinya mempolitisir sesuatu yang riba menjadi sesuatu yang halal. Hati-hati juga dalam realisasi murabahah (cicil mencicil). Biasanya, cicil-mencicil adalah bentuk jual beli yang harganya berbeda dengan harga cas. Contoh, harga cas sustu barang adalah 10 juta, tapi karena dicicil menjadi 13 juta. Ini boleh dalam jual beli. Tetapi yang bahaya bila yang mau menjual belum memiliki barangnya, lalu hanya memberikan uang agar dia sendiri yang membeli. Di sini perlu berhati-hati dan memperbaiki sistem, jangan sampai terjatuh ke dalam perkara riba.
2.       Mengikuti ekor-ekor sapi
Menurut Syaikh Hasan Ali maknanya adalah sibuk dengan urusan dunia dan tidak memerhatikan agamanya lagi mulai bangun, dunia yang membangunkannya dan tidur dunia pula yang menidurkannya.
Misal: Sejak bangun yang dipikir adalah udang, ikan, order terus nanti setelah lelah memikirkan udang, ikan, mobil dan order kemudian dia tertidur, bukan capek karena dakwah bukan capek karena ibadah bukan ibadah yang membangunkan dia padahal seharusnya yang membangunkan kita adalah ibadah yakni shalat subuh bukan udang bukan kebun, order dan bukan dunia
3.       Senang dengan pertanian
Masih menurut Syaikh Hasan Ali maknanya adalah puas dengan kehidupan dunianya dan sudah lupa akhiratnya
4.       Meninggalkan jihad
Tidak ada lagi semangat jihad karena sudah termakan oleh kecintaan terhadap dunia dan takut mati maka kalau fenomena ini telah terjadi ditengah-tengah ummat islam maka Allah akan menjatuhkan kehinaan kepada ummat ini.
B.      Ummat yang ikut-ikutan / Taqlid
Fenomena ummat islam sekarang ini adalah menjadi pengikut dalam hal pemikiran dan ideologi tidak dikatakan keren kalau kita tidak tahu pola pemikiran materialis, kita tidak dikatakan keren kalau kita tidak  tahu pola pikir liberal, bahkan kita dianggap kolot . Bahkan terkadang ada didalam jiwa kita rasa rendah diri kalau kita memiliki pola pikir salaf pola pikir yang selalu membesarkan segala hal atau pemikirannya kepada sumber yang shahih dianggap orang yang tekstual sedangkan pola pikir yang berkembang sekakarng ini adalah pola pikir yang kontekstual, artinya pola pikir yang tidak melihat teksnya tapi melihat konteksnya contoh : (kalau teksnya memakai janggot tapi konteksnya tidak begitu teksnya, orang yang mencuri dipotong tangannya teksnya adalah memotong tangan tapi konteksnya adalah bagaimana memutuskan hidupnya dalam artian memenjarakan. Jadi ada perguruan tinggi yang mempelopori pemahaman seperti itu, se dangkan perguruan tinggi dimekkah dianggap miskin metode karena metode yang digunakan itu tekstual semua, lahiriyah atau teks saja, sedangkan pola yang dikembangkan dalam dunia modern adalah kontekstual bukan melihat pada teksnya.
                Dalam hal keyakinan, dalam hal sulukiyah, dalam hal perilaku semua taqlid bahkan sampai masuk kelubang biawakpun kita ikut. Karena memang media sekarang ini luar biasa dalam mempropagandakan kemungkaran dan hampir belum ada satupun stasiun televisi islam, kita juga mengelola radio, televisi padahal justru lewat media-media inilah sekularisasi dan pemurtadan merajalela dimana-mana sampai taqlid ini sampai kepada pedoman hidup kita.
C.      Ummat yang Berpecah belah
Inilah yang menjadikan
1.jatuhnya khilafah islamiyah di Turki karena perpecahan kaum muslimin,
 2. perpecahan dalam hal persepsi atau dalam hal pola pikir ada pola pikir kontekstual dan ada pola pikir tekstual yang membedakan.,
3. Perpecahan dalam hal aqidah dan ibadah
Banyak sekali fenomena munculnya berbagai macam aliran dan tata cara ibadah bukan lagi dalam hal kaifiyat yang masing-masing mempunyai dalil tetapi memang sengaja dibuat dalil-dalil palsu untuk melejitimasi perbuatan-perbuatan mereka.
Inilah Realitanya ketika kita membandingkan kondisi idealitas dan realitas maka terjadi  suatu problema berbeda antara konsep ideal dan realitas.
                Sebagai bentuk perhatian kita maka kita harus menganalisis penyebabnya seperti halnya penyakit kalau kita hendak mengobatinya maka kita harus analisis sebab-sebabnya jangan fenomenanya saja yang sibuk kita tangani tapi akar dari fenomena tersebut harus dianalisa.
III.   SEBAB- SEBAB TERJADINYA PROBLEMA
1.       Sebab Internal
Sebab Internal adalah sebab yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri artinya yakni kelemahan ummat islam.
Tidak komitmen dalam agama saat ini komitmen ummat islam untuk menjalankan agamanya sangat lemah bahkan tidak ada, bisa kita lihat pada fenomena berikut.
·         Lemahnya aqidah dan iman, contoh seorang mantan calon bupati dan mantan anggota DPRD dua-duanya mencoba melakukan bunuh diri, mantan calon bupati gagal naik menjadi buati dan dia berutang sebesar 3 miliyar untuk pembuatan baliho apa yang terjadi dia cerai dengan istrinya kemudian ia stress sampai gila kemudian dia bunuh diri dengan merendam dirinya disungai dalam keadaan tidak berpakaian dan hanya menggunakan celana dalam, anggota dewan yang dipecat ia naik ke tower listrik untuk membunuh dirinya tapi ternyata masih takut karena ada yang berhasil menakut-nakuti ketika ia turun sampai menutup wajahnya, ini adalah fenomena kelemahan aqidah karena tidak kuat aqidahnya dalam menghadapi akan masalah-masalah kehidupan, sedikit saja gangguan dengan istri dan anak kita maka aqidah kita akan goyah padahal ketika aqidah goyah, sangat mudah tawaran-tawaran kemungkaran diterima, ketika aqidah kita tidak normal tapi tetap berhubungan atau bermulazamah dengan akhwat mungkin masih ada harapan tapi ketika aqidah kita goyah dan kita bergaul dengan komunitas yang tidak lagi mendukung berbagai tawaran-tawaran bisa diterima diantaranya narkoba satu tawaran yang tatkala ia diterima satu kali maka tidak akan ditolak selamanya. Fenomena kelemahan aqidah dan ibadah ini lebih rinci lagi dalam masalah :a. Al wahn cinta dunia dan takut mati, dua sifat ini menyebabkan ummat islam berada dalam kondisi dominansi (penguasaan musuh-musuh islam), b. Meninggalkan jihad fisabilillah, tidak ada cita-cita tidak ada semangat untuk berjihad dalam arti khusus untuk rela berkorban apa saja untuk islam termasuk jiwa. Makanya Nabi mengancam orang-orang yang tidak mempunyai niat dan tidak pernah berazam untuk berjihad maka dia dianggap munafik dan jika dai mati maka dia mati dalam keadaan munafik.
·         Kelemahan ukhuwah
Tingkatan ukuhuwah ada 3
1. Mendahulukan saudara daripada diri sendiri
2. Mencintai saudara sama dengan mencintai diri sendiri
3. Hilangnya sifat-sifat dengki atau iri kepada saudara,
Ini menjadi barometer bagaimana ukhuwah kita dan untuk melihat krisis ukhuwah saat ini, jangankan untuk mendahulukan saudara sifat iri dengki terhadap saudara sering ada, iri dan dengki ini bukan hanya dalam nikmat duniawi tapi sampai pada nikmat ukhrawi.
·         Tidak adanya pemimpin ummat
Pemimpin yang ada hanya pemimpin organisasi atau pemimpin lembaga, belum ada kesatuan komando, sekiranya ada pemimpin ummat maka lebaran diseluruh dunia bisa disamakan dan tidak ada masalah bukti ketiadaan pemimpin ummat ini bisa kita liat dari fenomena lebaran yang tidak bersamaan.
·         Fenomena kebodohan terhadap din
Salah satu tolak ukur dari kebodohan ini karena tidak adanya semangat dan kesadaran untuk belajar ilmu agama, kalau mau mengikuti ta’lim atau tarbiyah-tarbiyah tidak ada waktunya.
2.       Sebab-sebab Ekstern
Dalam hal ini adalah konspirasi musuh dan ini adalah sesuatu yang sunnatullah semua musuh-mush islam sasarannya hanya satu yakni mengahncurkan islam, jelas sekali dalam Q.S 2:120
120.  Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Ayat ini tidak salah dan tidak akan berubah karena itu jangan terkecoh dengan hal-hal lahiriyah yang ditampil oleh mereka. Sebab dalam hati mereka terdapat kebencian yang lebih besar. Kalau tidak demikian maka ayat ini salah padahal tidak mungkin Allah salah dan tidak mungkin Rasul salah. Ini yang perlu diwaspadai. Wujud daripada konspirasi mereka yakni:


·         Peperangan militer
Yakni memerangi ummat islam namun karena sekarang ini peperangan militer dianalisis tidak efektif banyak mengeluarkan dana, mengorbankan personil dan malah banyak tentara amerika yang mati sia-sia di r’an dan Afganistan di Irak dan dibeberapa bumi islam yang lain. Berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk membeli persenjataan canggih tapi ternyata muamarah ini tidak berhasil malah semakin memunculkan syabab atau pemuda-pemuda yang militan maka sekarang ini mereka mengalihkan strategi mu’amarahnya pada alghowzul al fikr.
·         Perang pemikiran
Yakni merusak pola pikir ummat islam ini adalahsatu pola peperangan yang halus tidak kelihatan tetapi sesungguhnya ini yang paling berbahaya, salah satu media yang paling efektif untuk menjalankan al qhowzul al fikr media audio visual, jika dikaji diantara sebab-sebab ini maka kita akan menemukan.

2         SEBAB UTAMA TERJADINYA PROBLEMA
Jika dikaji, diantara sebab-sebab terjadinya problematika ummat islam maka kita akan menemukan sebab yang paling utama, artinya akar dari munculnya sebab-sebab yang lain yakni jauhnya ummat islam dari kitabullah dan sunnah-sunnah Rasulullullah shallallahu ‘alaihi wasallam
 Q.S Az-zukhruf:36-37
36.  Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam.
37.  Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan bumi, dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
Artinya “Sesungguhnya  Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan al-qur’an dan merendahkan kaum yang lain dengan al-qur’an”. (Hadits riawayat muslim, ibnu majah, ahmad dan ad-darii).
Kunci kejayaan / kemuliyaan ummat-ummat terdahulu itu adalah perhatian mereka terhadap Al-qur’an dan sunnah tapi sekarang ini dengan kemajuan teknologi, kedudukan sunnah dikaburkan seolah-olah kita bisa merubah keaadaan, kita bisa jaya bukan dari al-qur’an tapi dari ekonomi, politik dan pendidikan, bukan pendidikan yang shahih bukan pendidikan yang integral yang mendidik seluruh aspek tetapi pendidikan yang hanya mementingkan dunia, inilah yang saat ini paling banyak dipropagandakan kalau mau ummat islam tidak terbelakang kuasai ekonomi maka dia sibuk bergelut dalam masalah ekonomi sampai hasilnya adalah cinta dunia dan jadi orang yang materialis. Kita harus berpartai politik, harus menguasai teknologi lalu kemudian melupakan apa yang menjayakan ummat islam terdahulu. Kalau pola pikir sudah begini, maka tunggulah kehancuran ummat islam karena itu sederhana, kita mencarikan jalan keluar atau solusi yakni kembali kepada Al-qur’an dan as-sunnah sebagaimana hadits tadi. “Sesungguhnya  Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan al-qur’an dan merendahkan kaum yang lain dengan al-qur’an”. (Hadits riwayat muslim, ibnu majah, ahmad dan ad-darii).
Siapa lagi perkatan yang paling benar selain perkataan Allah dan RasulNya. Ini sudah menjadi konsep yang jelas tekstual dan kontekstual. Dan bagaimana caranya kembali kepada Al-qur’an dan As-sunnah? kalau tidak mendalami QS.Al Jumu’ah ayat 2
uq
2.  Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Dan mendalami sirah Rasulullah maka kita akan menemukan bahwa konsep kembali kepada al-qur’an dan As-sunnah itu adalah Attarbiyah al islamiyah. Tarbiyah islamiyah yang kontinyu dan berkalnjutan dan tidak pernah terputus hingga datangnya hari kiamat.
Solusi inilah yang diharapakan melahirkan Rijal atau kader-kader yang Rabbani karena kader yang Rabbani inilah yang memiliki peranan yang sangat menentukan sesudah takdir dan konsep Allah dalam memenangkan dan menjayakan ummat islam.

Komentar