Alhamdulillah, Muktamar I Ikatan Ulama Dan Da'i Se - Asia Tenggara di sidang pleno yang telah memilih ketua Umum yaitu, KH. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, Ma. Acara ini diadakan untuk konsolidasi antar Ulama dan Da' i Se Kawasan Asean dan Timor Leste. Acara berlangsung dari hari Sabtu, ( 29/11/14 ) hingga hari ini di Depok.
Untuk mengenal lebih dekat inisiator dan telah diamanahkan acara ini, Ustadz Zaitun, Islamedia memuat sedikit cerita dan profil singkat beliau.
Sekitar tahun 1984, beberapa Mahasiswa Islam di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, sepakat menggelar pengajian di kampus. Muncul suatu masalah kecil, siapa dai yang akan diundang?
Masalah tersebut menjadi besar manakala tak kunjung ditemukan dai yang akrab dengan komunitas kampus. Organisasi massa Islam yang ada di sana kurang dekat dengan mahasiswa. Sementara komunitas kampus umum seperti Unhas tak memiliki dai yang menguasai ilmu-ilmu islam secara memadai.
Masalah ini diam-diam mengendap di benak salah seorang mahasiswa Unhas kala itu. Ia bernama Zaitun Rasmin, mahasiswa Fakultas Pertanian semester 4. Menurutnya kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Harus ada mahasiswa yang mau mengorbankan waktunya untuk memperdalam ilmu agama.
Maka, ia dan rekan-rekannya mulai gencar mengkaji ilmu-ilmu Islam untuk bekal dakwah. Rupanya ini saja tidak cukup.
Terbesitlah niat di hati Zaitun untuk banting setir. "Biarlah saya fokus di dakwah, sementara teman-teman melanjutkan kuliah," ujar Zaitun yang akhirnya memutuskan berhenti kuliah. Sejak itu, Zaitun muda mulai menghabiskan waktunya dengan belajar bahasa arab.
Sembari belajar, Zaitun tetap menjalankan aktivitas dakwahnya. Malah, untuk memuluskan jalan dakwah ini, ia mendirikan sebuah Yayasan bernama Fathul Mu'in.
Zaitun lebih banyak belajar bahasa Arab secara otodidak. Maklum, tenaga pendidik yang menguasai bahasa arab saat itu sangat kurang. Keadaan seperti ini lagi-lagi membuat hatinya risau. Ia merasa belum memenuhi syarat untuk menjadi seorang dai, yaitu menguasai bahasa Arab dan ilmu-ilmu syar'i.
Maka, berangkatlah Zaitun ke Jakarta untuk menuntut ilmu di LPBA (Lembaga Pendidikan Bahasa Arab, sekarang berubah nama LIPIA) untuk mengobati kerisauannya.
Kurang lebih 1,5 tahun menuntut ilmu di LPBA, Zaitun mendapat anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT) berupa beasiswa belajar ke Madinah. Selama 4 tahun ia mendalami ilmu syariah di Universitas Islam Madinah. Selesai kuliah tahun 1995. Zaitun kembali ke Makassar untuk melanjutkan dakwah.
Pada tanggal 19 Februari 1998, yayasan yang ia dirikan berubah namanya menjadi Wahdah Islamiyah. "Kami memiliki harapan dan cita-cita besar. Ke depan, kami ingin melihat persatuan umat Islam di atas kebenaran," kata Zaitun berharap.
Di Indonesia bagian Timur inilah harapan dan cita-cita ia bangun. Baginya, untuk membangun cita-cita itu, dibutuhkan banyak tenaga dai yang berilmu. Wujud dari itu semua, bersama dengan kawan-kawannya, ia mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) pada tahun 1998. Sekolah mereka beri nama Ma'had 'Aly Al Wahdah, berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Wahdah Islamiyah (YPWI).
Selain sekolah tinggi, mereka juga mendirikan sejumlah TKA dan TPA, beberapa amal usaha seperti BMT, toko buku, dan perkebunan.
"Ini murni dibuat oleh anak-anak dari Timur (Makassar) dan tempatnya hanya masjid. Pada perkembangannya, alhamdulillah, kami mulai mendapatkan bantuan (dari donatur),"akunya.
Sejak tahun 2002, Wahdah Islamiyah telah berubah menjadi organisasi masyarakat (ormas) Islam. Ormas ini kian lama kian tumbuh menjadi besar di Sulawesi. Hingga kini mereka telah memiliki 35 cabang dan 43 derah binaan. Beberapa diantaranya bahkan berada di luar Sulawesi.
Pendidikan
Universitas Hasanuddin ( Tidak Selesai )
LIPIA JakartaUniversitas Islam Madinah Fakultas Syariah, 1995
Aktivitas
Pengajar di Islamic Arabic Institute of Tokyo, Jepang (2003-2007)
Pendiri dan Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar
Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah (www.wahdah.or.id)
Wasekjen Komisi Luar Negeri MUI PusatPenggagas dan Anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
Anggota Rabitah Ulama Muslim Se-Dunia
[Ilmu]
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca...!!!