kenali diri untuk berkarir

Banyak orang tak mengerti bagaimana memilih karier yang tepat untuk mereka. Padahal, cara termudah ialah dengan terlebih dahulu mengenali diri sendiri. Bagaimana caranya?

Konsultan karier Dawn Rosenberg McKay menyebut proses mengenal diri sendiri ini sebagai self assessment. Dalam proses menilai diri sendiri ini, seseorang bisa menganalisis dirinya sendiri untuk mendapatkan petunjuk tentang karier yang tepat untuknya. Proses analisis diri ini mencakup empat hal, yaitu value (nilai yang dianut), interest (ketertarikan), personality (kepribadian), dan skills (keterampilan).


Value atau nilai mencakup hal-hal yang dianggap penting oleh orang tersebut, misalnya status sosial, penghargaan, atau kekuasaan. Ketertarikan berhubungan dengan hal-hal yang disenangi, misalnya berkumpul bersama teman-teman, membaca buku, atau traveling.

Sementara kepribadian menyangkut perilaku, kebutuhan, termasuk motivasi-motivasi pribadi. Terakhir, yaitu keterampilan, adalah suatu hal yang dikuasai, misalnya pintar menulis, menguasai ilmu komputer, atau mengajar.

Value

Value atau nilai-nilai yang dianut adalah hal paling penting yang perlu diperhatikan dalam memilih suatu karier. Jika kriteria ini diabaikan, kemungkinan besar orang tersebut akan mengalami masalah dengan pekerjaannya, mulai tidak menyukai pekerjaan tersebut sampai tidak menemui kesuksesan di bidang itu.

“Sebagai contoh, orang yang senang bekerja atas keputusan atau otonomi pribadi tentu tidak akan senang jika harus bekerja di bawah perintah atau pengaturan ketat dari orang lain,” tutur Rosenberg, seperti dikutip about.com.

Menurutnya, ada dua jenis value, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berhubungan dengan jenis pekerjaan dan kontribusinya terhadap lingkungan. Sedangkan ekstrinsik berhubungan dengan lingkungan kerja dan penghasilan.

Dalam analisis pribadi menyangkut value, pertanyaan yang harus diajukan pada diri sendiri yaitu, “Apakah gaji yang tinggi penting untuk Anda?”, “Apakah saat bekerja Anda menginginkan interaksi dengan orang lain?”, “Apakah penting bagi Anda jika pekerjaan tersebut memiliki kontribusi bagi lingkungan?”, dan “Apakah mendapatkan pekerjaan yang prestisius penting bagi Anda?”.

Interest

Kriteria ini dipelopori oleh E.K. Strong, Jr. Saat meneliti kriteria ini, ia mendaftar tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh seseorang. Penelitian ini mencakup kegiatan, objek tertentu, dan tipe orang yang disukainya. Dari hasil ini, ia menemukan fakta bahwa orang-orang dengan karier yang sama dan puas dengan kariernya cenderung memiliki ketertarikan yang sama.

Selain Strong, Jr, Dr. John Holland dan peneliti lainnya memiliki subkriteria dari interest, yaitu realistis, investigatif, artistik, sosial, inovatif, dan konvensional. Ia lantas menghubungkan subkriteria ini dengan beberapa jenis karier. Misalnya, apakah dari hasil analisis tersebut, ketertarikan Anda lebih dekat dengan pekerjaan seorang polisi atau akuntan.

Personality

Umumnya, kriteria penilaian di kategori ini memakai teori dari psikolog Carl Jung. Jung mengklasifikasi manusia ke dalam delapan tipe kepribadian, yaitu ekstrovert, introvert, pemikir (thinking), perasa (feeling), logikal (sensing), intuitif (intuitive), penghakim (judging), pengertian (perceptive).

Dari kriteria ini, seseorang bisa menilai dirinya sendiri apakah suatu karier, misalnya menjadi seorang humas, cocok dengan dirinya yang introvert. Jawabnya, kemungkinan besar tidak. Meski begitu, kriteria kepribadian ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia tetap harus disandingkan dengan kriteria lainnya seperti ketertarikan atau nilai yang dianutnya.

Keterampilan / skill

Keterampilan menjadi elemen pelengkap dalam memutuskan pilihan karier. Keahlian yang dimiliki ini sama pentingnya dengan hal yang disukai. Seseorang mungkin saja memiliki keahlian dalam hal tertentu, tapi tidak suka melakukannya. Akan sangat baik bagi karier seseorang jika ia memiliki keahlian yang disukainya, misalnya seseorang yang senang berbicara dan memiliki keahlian komunikasi yang baik.

Saat seseorang menganalisis keahlian yang dimilikinya, ia juga harus meluangkan waktu untuk menambah atau mencari keahlian baru. Dalam hal ini, pertanyaan yang harus diajukan pada diri sendiri ialah, jika ada pekerjaan yang diminati, apakah ia rela menyiapkan waktu beberapa tahun untuk menyempurnakan kariernya tersebut?

Tentu saja, self assessment ini hanyalah petunjuk awal dalam menentukan karier. Setelah seseorang menyelesaikan tahap ini dan menemukan karier yang cocok dengan minat dan keahliannya, belum tentu pula jika karier tersebut adalah karier yang tepat untuknya. Ia harus tetap melakukan riset atau mencari informasi lebih lanjut tentang berbagai hal yang menyangkut karier tersebut.

0 Comment "kenali diri untuk berkarir"

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca...!!!

Thank you for your comments