Meraih Berkah Dengan Kebersamaan

Dengan penuh semangat kader dan simpatisan Wahdah Islamiyah khusuk mendengar pemaparan materi "Meraih Berkah Dengan Kebersamaan". Istilah berkah sering salah dipahami oleh masyarakat, khususnya di kalangan umat Islam. Ada yang berharap berkah dari pohon besar yang dikeramatkan, sumur tertentu, atau kepada orang shaleh. Lalu, yang manakah berkah itu? Ketua Umum Wahdah Islamiyah DR (HC) KH Muhammad Zaitun Rasmin, Lc MA menguraikannya pada tablik akbar, Minggu 21 Agustus seperti yang dikutip FajarOnine. “Meraih Berkah dengan Kebersamaan” ini laksanakan di Masjid Anas bin Malik, kampus STIBA, Makassar. Menurut Ustadz Zaitun, sapaan Zaitun Rasmin, berkah adalah kebaikan yang banyak. Di antara indikasi sesuatu itu dikatakan berberkah adalah ketika jumlahnya sedikit, namun terasa banyak. “Sebaliknya sesuatu yang jumlahnya banyak tetapi terasa kurang dan tidak mencukupi, maka itu indikasi tidak berberkahnya sesuatu itu,” ujarnya. Indikasi lain, bila berkah Allah Ta’ala datang, maka yang lemah bisa jadi kuat, bahkan mendapatkan kemuliaan dan kemenangan. Ustad
z Zaitun kemudian menyebut dalil-dalil yang mendukung ucapannya baik dari Alquran maupun dari hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sementara cara untuk meraih keberkahan, Ustadz Zaitun menyebutkan salah satunya yaitu melalui kebersamaan. Kebersamaan bisa dilihat dalam beberapa istilah syariyah, di antaranya al-jamaah, al-ittihad, atta’awun dan al-ukhuwah. Menurut ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara ini di antara kebersaman yang paling dianjurkan dalam Islam adalah ketika kaum muslimin bisa berada dalam satu pengorganisasian yang baik. Walaupun mereka tidak tinggal dalam satu tempat yang sama. “Ajaran Islam menyuruh kita melakukan amal jamai dalam shaf yang rapi. Karena itu, fokus kita jika ingin mendapatkan berkah adalah mau beramal jamai yang baik,” katanya dalam pernyataan tertulis yang dirilis Syahrul Qurani, Senin 22 Agustus. “Maka diingatkan kepada seluruh kader dan simpatisan untuk berorganisasi dengan baik, organisasi apapun selama masih Ahlussunnah wal Jamaah. Ini adalah suatu ajakan untuk laksanakan ibadah kepada Allah. Tuntutan zaman kita sekarang ini telah menjadikan berjamaah atau berorganisasi menjadi hal yang sangat penting diperhatikan bahkan wajib syari,” ujar wakil sekretaris jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini. (ilmu/fajaronline)
Istilah berkah sering salah dipahami oleh masyarakat, khususnya di kalangan umat Islam. Ada yang berharap berkah dari pohon besar yang dikeramatkan, sumur tertentu, atau kepada orang shaleh. Lalu, yang manakah berkah itu? Ketua Umum Wahdah Islamiyah DR (HC) KH Muhammad Zaitun Rasmin, Lc MA menguraikannya pada tablik akbar, Minggu 21 Agustus. Acara itu bertema, “Meraih Berkah dengan Kebersamaan” di Masjid Anas bin Malik, kampus STIBA, Makassar. Menurut Ustaz Zaitun, sapaan Zaitun Rasmin, berkah adalah kebaikan yang banyak. Di antara indikasi sesuatu itu dikatakan berberkah adalah ketika jumlahnya sedikit, namun terasa banyak. “Sebaliknya sesuatu yang jumlahnya banyak tetapi terasa kurang dan tidak mencukupi, maka itu indikasi tidak berberkahnya sesuatu itu,” ujarnya. Indikasi lain, bila berkah Allah Ta’ala datang, maka yang lemah bisa jadi kuat, bahkan mendapatkan kemuliaan dan kemenangan. Ustaz Zaitun kemudian menyebut dalil-dalil yang mendukung ucapannya baik dari Alquran maupun dari hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sementara cara untuk meraih keberkahan, Ustaz Zaitun menyebutkan salah satunya yaitu melalui kebersamaan. Kebersamaan bisa dilihat dalam beberapa istilah syariyah, di antaranya al-jamaah, al-ittihad, atta’awun dan al-ukhuwah. Menurut ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara ini di antara kebersaman yang paling dianjurkan dalam Islam adalah ketika kaum muslimin bisa berada dalam satu pengorganisasian yang baik. Walaupun mereka tidak tinggal dalam satu tempat yang sama. “Ajaran Islam menyuruh kita melakukan amal jamai dalam shaf yang rapi. Karena itu, fokus kita jika ingin mendapatkan berkah adalah mau beramal jamai yang baik,” katanya dalam pernyataan tertulis yang dirilis Humas STIBA, Syahrul Qurani, Senin 22 Agustus. “Maka diingatkan kepada seluruh kader dan simpatisan untuk berorganisasi dengan baik, organisasi apapun selama masih Ahlussunnah wal Jamaah. Ini adalah suatu ajakan untuk laksanakan ibadah kepada Allah. Tuntutan zaman kita sekarang ini telah menjadikan berjamaah atau berorganisasi menjadi hal yang sangat penting diperhatikan bahkan wajib syari,” ujar wakil sekretaris jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini.

0 Comment "Meraih Berkah Dengan Kebersamaan"

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca...!!!

Thank you for your comments