Syahadat Muhammadan Rasulullah

I.        Diantara konsekwensi Syahadat Muhammadan Rasulullah :
Ini adalah point-point penting diantara konsekuensi syahadat muhammadarrasulullah artinya tatkala kita mengagatakan waasy haduannamuhammadarrasulullah itu bukan kalimat yang diucapkan yang langsung selesai tapi kta mengatakan waasyhadu anna muhammmadarrasulullah itu ada konsekuensi, ada tuntutannya setelah itu
1.       Membenarkan apa yang disampaikan beliau
Artinya apa yang disampaikan beliau meskipun tidak masuk logika kita, tidak  sesuai dengan perasaan kita, tapi kalau hal itu dari Rasulullah maka kita benarkan seperti masalah wa’id atau masalah-masalah yang dalam pandangan teori ilmu pengetahuan hari ini itu tidak cocok, tidak sesuai lagi, tapi itu dikatakan oleh Rasulullah maka kita harus membenarkan. Sebagaimana misalnya peristiwa isra’ dan mi’raj rasulullah secara logika tidak mungkin akan diterima logika sederhana mengatakan bahwasannya beliau bisa berangkat dari masjidil haram ke masjidil aqsa kemudian ke sidratul munthaha dalam waktu satu malam atau kurang dari waktu satu malam makanya terjadi pengingkaran yang besar dari kaum musyrikin ketika mendengar berita itu bahwa rasulullah mengadakan perjalanan isra’ dan mi’raj dalam waktu satu malam atau kurang dari satu malam tapi Abu Bakar siddik yang betul-betul memahami dan betul-betul tau konsekuensi beriman kepada nabi saw mengatakan lebih dari itu kalau rasulullah mengatakan saya akan benarkan apalagi rasulullah memang  tidak berangkat sendiri maha suci allah yang telah memperjalankan dan ini yang tidak difahami oleh kaum musyrikin sehingga mereka menolak kalau Rasulullah melakukan perjalanan isra’ mi’raj dalam satu malam sama halnya misalnya kalau kita memiliki arloji misalanya sekarang pukul 9.24 maka untuk sampai pada waktu yang sama maka ia membutuhkan waktu 24 jam apabila ia jalan sendiri, tapi tatkala diperjalankan maka untuk samapai kepada waktu yan sama hanya membutuhkamn waktu sekejap begitupula Rasulullah dalam perkalanan isra’ mi’raj, ia diperjalankan. Jdi intinya adalah kita membenarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah Sallallaahu ’alaihi wasallam, termasuk berita-berita yanga akan terjadi. Rasulullah menyampaikan berita yang terjadi, yang akan terjadi, semua itu terjadi Tidak ada yang disampaikan oleh Rasulullah yang tidak terjadi semuanya terjadi. Rasulullah menympaikan suatu berita yang akan terjadi nanti sebagai tanda-tanda hari kiamat termasuk dekatnya waktu dekatnya Zaman yang bukan berarti bahwa 24 jam pada zaman Rasulullah dan sekarang 12 jam, tapi perasaan waktu itu begitu cepat dahulu 1 hari itu sangat lama rasanya sekarnga satu hari sangat singkat. Dan itu terkait dengan kebahagiaan hidup terkait dengan fasilitas hidup yang ada, orang duduk di depan televisi, di depan komputer itu tidak terasa waktu. Termasuk juga dalam hadist Rasulullah yang menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat bahwa tidak akan terjadi hari kiamat sebelum diantara kalian mengendarai kendaraan yang berlampu dan memarkir di depan pintu-pintu mesjid,ada orang berkendaraan, kendaraan itu ada lampunya kemudan diparkir di depan mesjid dulu di zaman Nabi Sallallaahu ’alaihi wasallam barangkali sahabat tatkala mendengarkan penyampaian Rasulullas Sallallaahu ’alaihi wasallam bingung apa yang kira-kira seperti itu ada orang punya kendaraan punya lampu kemudian diparkir di depan mesjid, tapi mereka benarkan karena ini adalah penyampaian Rasulullah Sallallaahu ’alaihi wasallam sekaran kita lihat langsung bhawa tidak berdusta Rasulullah Sallallaahu ’alaihi wasallam.

Qs. 39:33
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
2.       Mentaati perintahnya
Ketika kita mengatakan waashadu anna muhammadarrasulullah, tidak cukup sampai di lisan selesai, tapi kita harus taat terhadap apa yang  perintah Nabi Sallallaahu ’alaihi wasallam. Orang mu’min. Tatkala Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan suatu keputusan, maka tidak ada pilihan lain bagi mereka, mengikuti ketetapan dan keputusan Allah dan Rasul-Nya saja. Makanya para sahabat Nabi Sallallaahu ’alaihi wasallam, mereka betul-betul memahami konsukuensi syhadat Muhammadarrasulullah mereka begitu taat, tidak ada yang membantah, mungkin ada yang mengatakan kalau seperti itu, sahabat itu adalah malaikat. Namanya manusia tetap manusia ada yang salah diantara sahabat tapi mereka salah karena dorongan perasaan mereka tapi setelah itu mereka kembali lagi dan itu bukan aib seorang muslim seperti itu.
Qs. 4:80, Qs.  25:51. Qs. 5:7 dan Qs. 4:115.
[4.80] Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. 
Qs.  25:51
[25.51] Dan andai kata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul).
Qs. 5:7
[5.7] Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati (mu).
Qs. 4:115
[3.115] Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.
3.       Meningalkan apa yang dilarang
Meninggalkan apa yang dilarang oleh beliau Nabi Sallallaahu ’alaihi wasallam. Orang beriman itu seperti yang disebutkan Allah Orang yang beriman itu memberi saja usulan kepada Allah mereka tidak berani sperti misalnya Nabi Sallallaahu ’alaihi wasallam dalam perang Badar Rasulullah masuk di Area Badar mendahului kaum muslimin maka pada saat memasuki awal area Badar maka Rasullullah memerintahkan untuk menetap di tempat itu maka seorang sahabat Al Miqdad, karena melihat tempat tidak strategis dalam peperangan, dan justry yang strategis dalam peperangan maju ke depan dan semua sumber mata air itu ditutup dijadikan dibelakang kecuali satu yang dijadikan sebagai sumber mata air dan dijadikan sebagai bekal dalam peperangan, tidak langsung mengatakan bahwa ini bukan tempat yang strategis untuk peperangan, melainkan mengatakan Wahai Rasulullah apakah ini tempat yang ditetapkan Allah dan RasulNya, subhanallah. Dia tidak berani mengatakan bahwa ini tidak strategis dalam peperangan, hanya mengatakan bahwa apakah ini adalah ketetapan allah dan RasulNya? Walaupun strategi peperangan dalam pertimbangan manusiawi tidak tepat, tapi tatkala ia periantah Allah dan RasulNya maka ia dengar dan ia taat dan seharusnya juga kita seperti ini orang yang menyaksikan anna Muhammadarrasulullah, tidak ada komentar Rasulullah mengatakan ini tidak boleh maka tidak ada komentar.
Qs. 59:7
[59.7] Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sgt keras hukuman-Nya. 
4.       Mengikuti Sunnahnya
Kita tidak boleh menyembah Allah kecuali sesuai dengan syariatnya disinilah kesalahpahaman orang-orang yang ahli bid’ah yang membuat-buat bid’ah dalam menyembah Allah karena tika memahami konsekuensi syahadat muhammadarrasulullah mereka tidak mengetahui bahwa konsekuensi kita mengatakan wa asyhadu anna muhammadarrasulullah kita beribadah kepada Allah ath tharikaturrasul sesuai dengan manhaj Rasulullah.
Qs. 3:130. 
[3.130] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat  keberuntungan.
5.       Mencintainya (Al hadits)
Masalah dalil dalam pembahasan ini bisa ditambahkan oleh murabbi. Ketika kita mengatakan wa asyhadu anna muhammadarrasulullah maka berarti kita telah memproklamirkan bahwa kita mencintai Rasulullah dan kecintaan kepada Rasulullah melebihi kecintaan kepada orang tua, anak-anak, dan seluruh manusia yang ada seperti dalam haddist dikatakan bahwa tidak sempurna keimanan kalian sebelum kecintaannya kepada Rasulullah melebihi kecintaannya kepada anak-anaknya, orang tuanya bahkan dengan seluruh manusia yang ada. Makanya dikatakan maratibul mahabbah yaitu mahabbatullah, mahabbaturrasul kemudian mahabbah jihad fi sabilillah mencintai rasulullah di atas kecintaan kita terhadap makhluk yang ada dan kecintaan kita kepada Rasulullah mengharuskan kita untuk taat, mengagungkan dan memuliakan Raslullah sallallaahu alaihi wasallam dan intinya dari konsekuensi dari poin ini adalah al ittibaau watarku al ibtida’ kita hanya ikut kepada Rasulullah, kita jadikan teladan, sebagai qudwah dan kita meninggalkan perbuatan-perbuatan bid’ah makanya orang yang melakukan bid’ah sebenarnya kesalahan dalam mencintai Rasulullah. Mengklaim bahwa ia telah mencintai Rasulullah tapi itu adalah sebuah kesalahan. Apabila kita mencintai seseorang maka kita akan berusaha mengikuti orang itu karena sesungguhnya orang yang mencintai seseorang maka ia akan mengikuti orang yang dicintainya tersebut. Sehingga kita mengatakan kita mencintai rasulullah sebagai konsekuensi waasyhadu anna muhammadarrasulullh maka kita taat kepada Rasulullah, maka itulah yang membuat para sahabat, kata Anas bin Malik yang menggembirakan hati kami pernyataan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ketika seorang sahabat yang datang bertanya pada Rasulullah: Yaa Rasulullah, kapan terjadi hari kiamat? Rasulullah mengatakan apa yang kamu siapkan untuk hari akhirat? Maka sahabat menjawab saya siapkan kecintaan kepada Allah dan rasulNya, Rasulullah menjawab anda akan bersama dengan orang yang anda cintai di hari akhirat. Kata Anas bin Malik yang meriwayatkan hadist ini, inilah yang membuat hati kami bergembira pernyataan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, kenapa? Karena ini menunjukkan bahwa semua sahabat mencintai Rasulullah dan kecintaan mereka kepada Rasulullah mereka aplikasikan dengan ketaatan yang mutlak kepada Rasulullah.
 
6.       Tidak meyembah Allah kecuali dengan apa yg disyari'atkan

Qs. 4:80
[4.80] Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

MARAJI':          1. Syarh Al ushul Atstsalatsah/ Syekh Al utsaimin.
                            2. Tauhid / Syekh shaleh Al fauzan.



0 Comment "Syahadat Muhammadan Rasulullah"

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca...!!!

Thank you for your comments